MEDIAOPINI.ID, SAMARINDA – Aliansi Mahakam bersama Polresta Samarinda, perwakilan rektor universitas, serta tokoh agama di Kalimantan Timur melaksanakan kegiatan bakti sosial sekaligus doa bersama untuk masyarakat Kota Samarinda.
Dalam kesempatan itu, aliansi membagikan paket sembako kepada warga sekaligus menggelar doa bersama sebagai wujud kepedulian.
Jenderal Lapangan Aliansi Mahakam, Renaldi Saputra, menegaskan bahwa agenda ini tidak dimaksudkan sebagai bentuk pelemahan gerakan. Ia menyebut, kegiatan tersebut justru menjadi simbol komitmen aliansi dalam menyampaikan aspirasi rakyat melalui jalur damai.
“Gerakan kami selalu murni untuk kepentingan rakyat. Tidak pernah bertujuan merugikan masyarakat, merusak fasilitas publik, apalagi menyakiti pihak lain,” ujar Renaldi.
Ia juga menyinggung aksi 1 September 2025 di depan DPRD Kaltim. Renaldi menekankan bahwa tindakan anarkis, pengrusakan, dan pembakaran fasilitas bukanlah bagian dari inisiatif Aliansi Mahakam.
Terkait penangkapan empat aktivis menjelang aksi tersebut, Renaldi menegaskan kebebasan mereka adalah prinsip yang tidak bisa dinegosiasikan. Berkat dukungan kelompok Cipayung, tim pendamping hukum, dan Rektor Universitas Mulawarman yang menjadi penjamin, keempatnya mendapat penangguhan penahanan pada 5 September 2025.
Namun, Renaldi memastikan bahwa ke depan, empat aktivis tersebut tidak akan dilibatkan langsung dalam aksi lantaran masih menjalani masa penangguhan. “Gerakan ini tidak berhenti, tidak melemah, dan tidak akan keluar dari tujuan awal. Justru pengalaman ini membuat kami semakin solid, disiplin, dan terorganisir,” katanya.
Aliansi Mahakam menegaskan perjuangan rakyat harus diarahkan pada solusi, bukan pada tindakan destruktif. Mereka belajar dari sejumlah kasus kerusuhan di Makassar, NTB, dan daerah lain, di mana anarkisme hanya memperparah keadaan tanpa menyelesaikan inti persoalan.
“Kami mengajak mahasiswa dan rakyat Samarinda tetap fokus pada akar masalah serta tidak mudah diprovokasi pihak luar. Aspirasi rakyat akan terus kami suarakan, dengan keselamatan massa aksi sebagai prioritas utama,” tutup Renaldi.
